Disusun oleh Titis
Priyowidodo
Timun suri, dari sisi nama dan bentuknya,
orang banyak mengasosiasikan tanaman ini dengan sebagai jenis-jenis mentimun.
Namun tahukah anda, timun suri sesungguhnya lebih mendekati tanaman melon,
semangka dan blewah dibanding mentimun?
Riset yang dilakukan Laboratorium Biologi
Genetika UGM mengatakan timun suri memiliki kromosom inti selnya
2n=24, sementara mentimun 2n=14. Bentuk daunnya lebih membulat seperti
melon, sedangkan mentimun meruncing. Bijinya juga demikian, lebih pendek
seperti melon.
Petani mengenal timun suri sebagai tanaman
yang memiliki hama seperti mentimun. Upaya pengendaliannya pun biasanya
diperlakukan sama. Hanya saja tanaman ini lebih bandel dalam menghadapi
hama-hama tersebut. Hal ini salah satunya disebabkan oleh keserampakan dalam
pertumbuhan cabang dan tunas batangnya yang cukup banyak dan kokoh.
Timun suri kaya akan provitamin A, berfungsi
sebagai antioksidan alami pencegah rusaknya sel tubuh. Selain itu, memiliki
kandungan Vitamin C yang cukup tinggi. Selain vitamin buah ini kaya dengan
mineral esensial seperti kalsium, fosfor dan zat besi.
Pengolahan lahan
Cangkul halus tanah yang akan dipakai untuk
budidaya timun suri lebih baik ditanam pada tanah datar dan tidak dibuat
bedengan. Lalu lakukan pembuatan lubang tanam berukuran 1 x 1 meter, masukkan
pupuk kompos atau pupuk kandang kadalam tiap lubang masing-masing sekita 1 kg,
lalu diamkan selama 2 hari.
Penanaman benih
Penanaman dilakukan setelah tanah yang diberi
pupuk dibiarkan selama 2 hari. Masukkan benih sebanyak 2 biji kedalam setiap
lubang tanam lalu kemudian tutup dan siram secara teratur sampai tanaman
tumbuh. Biasanya tanaman tumbuh secara serempak pada 7 hari setelah tanam. Jika
ada yang belum tumbuh sampai umur tersebut maka lakukan penyulaman.
Benih biasanya dipakai minimal 1 tahun setelah
diproduksi, kekuatannya tergantung pada perawatan dan penyimpanan benih.
Biasanya benih bisa digunakan hingga 1,5 tahun.
Budidaya timun suri
Pada umur 7 hari setelah tanam lakukan
penyiangan. Tanaman yang sudah dewasa mampu bersaing dengan gulma. Bahkan
jika sudah berbuah, gulma ini menguntungkan karena menjadi alas antara buah
dengan tanah. Sehingga buah tidak berhubungan langsung dengan tanah
dan terhindar dari serangan cacing dan hewan-hewan yang berasal dari dalam
tanah.
Timun suri merupakan tanaman yang bandel dan
tahan kekeringan. Untuk itu penanganannya tidak terlalu sulit dan tidak perlu
disiram secara rutin.
Pemanenan
Umur tanaman timun suri dari mulai tanam
hingga panen pertama berkisar 60-75 hari, tergantung dari varietas
benih. Panen dilakukan secara bertahap hingga 10 kali pengambilan.
Buah yang sudah layak
panen bisa dilihat dengan cara mengecek buah yang sudah lepas dari tangkainya.
Setelah buah dipetik, lakukan pencucian, sortasi dan pengkelasan lalu packing
untuk dijual ke pasar ataupun kerumah-rumah. Timun suri mengalami puncak
permintaannya setiap bulan puasa sebagai sajian untuk berbuka.