Sumber www.alamtani.com
Budidaya bayam efektif dilakukan hingga
ketinggian 1000 meter dari permukaan laut. Di Indonesia terdapat dua jenis
tanaman bayam (Amaranthus Spp.) yang biasa dibudidayakan para petani.
Pertama, jenis tanaman bayam cabut yang
terdiri dari bayam hujau dan bayam merah. Cirinya, lebar daun relatif kecil,
untuk jenis bayam hijau warnanya hijau terang agak keputih-putihan, untuk bayam
merah warnanya merah hati cenderung gelap. Jenis kedua, bayam yang berdaun
lebar atau bayam raja. Warna daunnya hijau tua cenderung keabu-abuan, tumbuh
berdiri tegak. Cara panennya bisa dicabut atau dipotong.
Secara metode, budidaya bayam organik
mempunyai perlakuan sama dengan budidaya non-organik, perbedaannya pada
pemberian jenis pupuk. Sedangkan untuk pengendalian hama, petani biasa
menanganinya dengan memperbaiki kesehatan tanaman seperti pemberian pupuk,
pengairan dan menjaga kebersihan kebun.
Budidaya bayam lebih efektif dilakukan tanpa
tahapan persemaian terlebih dahulu. Hal yang perlu diperhatikan adalah tanaman
bayam memerlukan cahaya matahari penuh. Suhu ideal berkisar antara 16-20oC,
dengan kelembaban udara antara yang sedang. Namun bayam bisa beradaptasi pada
suhu panas seperti di Jakarta sepanjang kelembabannya tinggi. Pada musim hujan
bayam tidak begitu baik tumbuhnya, daun bayam mudah rusak terkena hujan yang
terus-menerus.
Berikut ini langkah-langkah melakukan budidaya
bayam organik, untuk jenis bayam cabut baik yang berdaun hijau maupun merah.
Penyiapan benih bayam
Benih untuk budidaya bayam disiapkan melalui
perbanyakan biji. Benih diambiul dari tanaman bayam yang dipelihara hingga tua
berumur sekitar 3 bulan. Apabila tanaman masih muda sudah diambil bijinya, daya
simpan benih tidak lama dan tingkat perkecambahan rendah. Benih bayam yang baik
bisa disimpan hingga umur satu tahun.
Benih bayam tidak memerlukan masa dorman.
Jadi, benih yang baru dipanen sebenarnya sudah siap untuk langsung ditanam.
Kebutuhan benih untuk budidaya bayam adalah 5-10 kg per hektar, sangat
tergantung pada keterampilan menebar.
Pengolahan lahan
budidaya bayam organik
Pertama-tama haluskan tanah dan buat bedengan.
Lebar bedangan satu meter dan tinggi 20-30 cm sedangkan panjangnya mengikuti kondisi
lahan. Jarak antar bedengan 30 cm. Sebaiknya bedengan membujur dari timur-barat
untuk mendapatkan pencahayaan yang maksimal.
Budidaya bayam sensitif dengan keasaman tanah.
Apabila derajat keasaman tanah rendah pH kurang dari enam sebaiknya netralkan
dengan kapur atau dolomit sebanyak 2-3 ton per hektar. Apabila pH lebih dari 7
netralkan dengan belerang. Tebarkan pupuk kandang, paling baik kotoran ayam,
sebanyak 10 ton per hektar lalu diamkan selama 2-3 hari. Kotoran ayam merupakan
pupuk kandang yang sangat kaya dengan nitrogen yang sangat dibutuhkan tanaman
bayam dan jenis sayuran daun lainnya.
Penebaran benih bayam
Benih bayam sangat kecil, dalam budidaya bayam
biasanya benih ditebar dengan tangan atau saringan. Usahakan benih menyebar
dengan baik. Kepadatan tebar benih adalah 0,5-1 gram per meter persegi. Agar
penebaran benih merata, kita juga bisa mencampurkan benih dengan tanah atau
kompos lalu ditebar di atas bedengan. Berikut ini gambar benih bayam:
Perawatan budidaya
bayam
Perawatan yang paling penting dalam budidaya
bayam adalah pengaturan air, terutama saat awal benih ditebar. Lakukan
penyiraman dua kali sehari saat musim kemarau. Jaga selalu kelembaban tanah
hingga bayam berkecambah.
Setelah bayam bayam berkecambah, siangi gulma
atau rumput yang tumbuh bersama kecambah bayam. Gulma akan berebut nutrisi
dengan tanaman bayam. Berikut beberapa hama dan penyakit yang kerap menyerang
budidaya bayam, yaitu ulat daun, kutu daun, tungau, busuk basah dan karat
putih. Penanganannya adalah dengan menjaga kesehatan tanaman dengan penyiraman
teratur. Jika sudah meleati ambang ekonomis yakni dengan penggunaan pestisida
hayati, untuk pencegahan lakukan budidaya tanaman sehat, mencegah timbulnya
jamur dan mempertinggi kekebalan tanaman
Menginjak usia tanaman dua minggu, apabila
daun terlihat menguning, berikan pemupukan tambahan. Pemupukan tambahan bisa
menggunakan kompos atau kotoran ayam yang telah matang. Atur pemupukan sehemat
mungkin untuk menjaga budidaya bayam tetap ekonomis.
Panen dan pasca panen
Budidaya bayam bisa dipanen mulai 20 hari
setelah tanam atau tinggi tanaman sekitar 20 cm. Dengan pencabutan rata-rata
panen yang dihasilkan dalam satu hektar adalah 20 ton. Sedangkan pada budidaya
bayam potong biasanya dipanen pada umur 1-1,5 bulan dengan interval pemerikan
seminggu sekali.
Setelah dipanen cuci
dan sortir tanaman. Sebelum dikirim, bayam diikat dengan bilah bambu, setiap 50
ikatan digambungkan dalam satu gabung. Simpan hasil panen budidaya bayam
ditempat teduh karena bayam termasuk tanaman yang cepat layu.
No comments:
Post a Comment