Disusun oleh www.alamtani.com
(Foto: Wikipedia)
Kutu air banyak digunakan untuk pakan benih ikan dan jenis ikan
hias, seperti ikan
cupang dan ikan guppy.
Kandungan protein kutu air bisa mencapai 66% dan lemak 6%. Sehingga sangat
cocok bagi benih ikan yang masih dalam tahap pertumbuhan.
Jenis kutu air yang paling mudah dibudidayakan dan ketersediaan
bibitnya banyak adalahdaphnia dan moina. Kedua jenis
kutu air ini termasuk dalam keluarga arthopoda, kelas crustaceadan
ordo caldocera. Keduanya merupakan jenis udang renik.
Jenis daphnia
Daphnia magna (Gambar:
PLOS Biology)
Daphnia berbentuk lonjong agak pipih ukurannya sekitar 1-5 mm.
Warna tubuh daphnia cokelat kemerahan. Bagian kepalanya mempunyai dua antena
dan ekornya melancip. Di kolam, koloni daphnia akan terlihat seperti
titik-titik merah yang mengambang bergerombol di permukaan air.
Daphnia banyak ditemukan di perairan air tawar seperti danau,
rawa, waduk, kolam dan sungai. Tempat ideal bagi pertumbuhan daphnia adalah
perairan dengan suhu 26-30oC dengan pH 6,5-7,5.
Daphnia bisa berkembang biak secara seksual maupun aseksual.
Dalam perkembanganbiakan aseksual, moina akan menghasilkan telur yang bisa
menetas tanpa perlu dibuahi. Sedangkan pada perkembangbiakan seksual, daphnia
jantan dan betina melakukan perkawinan dan menghasilkan anak.
Siklus hidup daphnia sekitar 34 hari dan bisa melahirkan anak
setiap hari. Daphnia bertelur atau beranak dengan jumlah sekitar 39 ekor per
hari. Pada jenis tertentu seperti daphnia magna, bisa bertelur hingga 100 ekor.
Jenis moina
Moina (Gambar: UNH
Center for Freshwater Biology)
Ukuran tubuh moina lebih kecil dari daphnia, sekitar 0,9-1,8 mm.
Warna tubuhnya cokelat kemerahan. Pada bagian perutnya terdapat 10 rambut getar
atau silia, dan pada bagian punggungnya ditumbuhi rambut kasar. Di alam, koloni
daphnia biasanya bercampur baur dengan moina, sehingga secara kasat mata kedua
jenis zooplankton ini sulit dibedakan.
Moina dapat ditemukan di seluruh perairan air tawar seperti
danau, rawa, waduk dan kolam. Suhu perairan ideal bagi pertumbuhan moina
berkisar 24-30oC dengan pH 6,5-7,5.
Sama dengan daphnia, moina juga bisa berkembang biak secara
aseksual dan seksual. Siklus hidup moina jauh lebih pendek yaitu sekitar 13
hari. Dengan kemampuan bereproduksi sekitar 32 ekor per hari.
Budidaya kutu air
Budidaya kutu air daphnia dan moina bisa perlakukan sama. Karena
habitat hidup, jenis makanan, dan tipe perkembangbiakannya relatif sama. Bibit
daphnia dan mioina bisa didapatkan di Balai Benih Ikan Air Tawar (BBAT). Selain
itu juga dicari di perairan seperti danau, kolam, waduk, sawah atau parit.
Kutu air biasanya bergerombol mengambang di permukaan air.
Warnanya coklat kemerahan. Untuk mengambilnya gunakan jaring halus (plankton
net). Daphnia dan monia bisa dikembangbiakan dalam berbagai media, seperti
wadah fiber atau kolam.
Kolam yang digunakan sebaiknya kolam tanah, atau kolam semen
dengan dasar tanah. Luas kolam tergantung kebutuhan, sebaiknya tidak terlalu
besar untuk memudahkan perawatan. Sebelumnya dasar kolam dikapur terlebih
dahulu, untuk menetralkan pH tanah dan menekan organisme patogen. Tahapannya
sebagai berikut:
§ Keringkan terlebih dahulu dasar kolam dengan
dijemur selama 2-3 hari. Kemudian lakukan pengapuran dengan dosis 1-2 kg/m2.
§ Kemudian tambahkan pupuk untuk menumbuhkan
pakan plankton sebagai makanan daphnia dan moina. Jenisnya bisa pupuk
kandang, seperti kotoran ayam sebanyak 2 kg/m2. Biarkan selama 3-5
hari.
§ Genangi kolam dengan air bersih sedalam 30 cm
dan diamkan lagi selama 2-4 hari. Air kolam akan berubah menjadi cokelat
kehijauan. Warna tersebut merupakan pertanda plankton dan tumbuhan renik
lainnya telah berkembang dalam kolam. Penuhi kolam dengan air hingga ketinggian
50-60 cm.
§ Kolam siap ditebari dengan bibit daphnia dan
moina. Dalam satu minggu akan terlihat warna kemerahan di permukaan kolam. Hal
ini menandakan kutu air telah berkembang.
§ Perkembangbiakan kutu air akan mencapai
puncaknya setelah 7-11 hari. Panen dilakukan dengan mengambil kutu air dengan
jaring halus.
§ Cuci kutu air dengan air bersih sebelum
diberikan pada ikan.
—–
Reerensi
Reerensi
1.
Yusuf Bachtiar. 2003.
Menghasilkan pakan alami ikan hias. Agromedia
3.
UNH Center for
Freshwater Biology. http://cfb.unh.edu/cfbkey/html/Organisms/CCladocera/FDaphnidae/GDaphnia/Daphnia_magna/daphniamagna.html
No comments:
Post a Comment