Jabon (Anthocephalus cadamba) merupakan salah satu jenis tumbuhan lokal Indonesia yang berpotensi baik untuk dikembangkan dalam pembangunan hutan tanaman maupun untuk tujuan lainnya, seperti penghijauan, reklamasi lahan bekas tambang, dan pohon peneduh.
Seiring dengan berkembangnya kebutuhan akan kayu, diperlukan komoditas yang memiliki pertumbuhan cepat dengan kualitas kayu yang bagus. Pohon budidaya jabon merupakan salah satu komoditas kehutanan unggulan karena dalam jangka waktu 5 tahun diameter kayunya sudah mencapai 30 – 40 cm. Budidaya Jabon bisa dipanen dalam dua tahap, yaitu tahun ketiga dengan diameter kayu 20 – 25 cm, biasanya disebut dengan penjarangan. Tahap terakhir disebut panen raya, biasanya pada tahun kelima.
“Harga kayu cenderung naik 10% pertahun. Itu karena kayu alam kian langka,” kata Capt M Sain Latief, direktur muda umum personalia PT Kutai Timber Indonesia (KTI), Jawa Timur. Industri kayu pun menyiasati dengan berpaling ke kayu hasil budidaya. Dulu 100% industry kayu menggunakan kayu alam. Kini sebanyak 50% sudah menggunakan kayu hasil budidaya jabon atau sengon. Banyak industry menargetkan 4 – 5 ke depan sudah menggunakan 100% kayu budidaya.
No comments:
Post a Comment