Disusun oleh www.alamtani.com
Foto: Auburn
University
Hama dan penyakit ikan lele banyak ragamnya, beternak lele tanpa
memperhitungkan resiko serangan hama dan penyakit akan membawa malapetaka.
Serangan hama dan penyakit ikan lele bisa dihindari dengan
memperbaiki manajemen budidaya. Namun meskipun begitu, tetap saja masih ada
faktor eksternal yang tidak bisa dielakkan 100 persen. Banyak hal-hal tidak
terduga yang bisa terjadi ketika kita membudidayakan
ikan lele.
Sumber hama dan penyakit ikan lele dari faktor internal, antara
lain pengaturan pakan yang tidak tepat, benih yang membawa bibit penyakit,
sampai pengaturan air yang buruk. Sedangkan dari faktor eksternal antara lain
iklim, cuaca, sumber air, serangan wabah regional dan lain sebagainya.
Pengendalian hama ikan lele
Dalam beternak lele, hama merupakan gangguan yang bersumber dari
organisme besar baik yang sifatnya predator, penggangu dan pesaing. Hama ikan
lele yang bersifat predator adalah musang, linsang, dan ular. Di daerah
perkotaan kucing pun kadangkala menjadi hama yang perlu di waspadai. Selain
itu, ada juga katak yang merupakan predator bagi benih lele yang masih kecil.
Hama yang dikategorikan pengganggu adalah belut, terutama untuk
yang beternak lele di kolam tanah. Binatang ini seringkali membuat lubang di
pematang sehingga kolam bocor. Hama yang dikategorikan pesaing adalah Ikan
gabus atau mujair, karena ikan ini bisa berkembang biak dalam kolam melalui
saluran masuk atau keluar air.
Penanggulangan dari serangan hama bisa dilakukan dengan berbagai
hal seperti memagari pinggiran kolam, menyaring jalan masuk dan keluar air,
sampai menutup kolam dengan paranet. Apabila kita beternak lele secara
intensif, biasanya gangguan hama jarang terjadi karena kolam relatif terawasi
terus menerus.
Pengendalian penyakit ikan lele
Penyakit ikan lele hampir sama dengan penyakit yang ditemui pada
ikan tawar lainnya. Penyakit yang biasa menyerang terdiri dari penyakit infeksi
yang disebabkan jamur, protozoa, bakteri dan virus. Berikut beberapa penyakit
ikan lele yang disebabkan oleh infeksi:
§ Penyakit bintik putih (white spot),
penyebabnya adalah protozoa dari jenis Ichthyphyhirius multifillis.
Penyakit ini menyerang hampir semua jenis ikan air tawar. Pada ikan lele banyak
menyerang benih. Bintik-bintik putih tumbuh pada permukaan kulit dan insang.
Bila terkena ikan akan mengosok-gosokkan badannya ke dinding atau dasar kolam.
Peyakit ikan lele ini dipicu oleh kualitas air yang buruk, suhu air terlalu
dingin dan kepadatan tebar ikan yang tinggi. Untuk mencegah agar ikan tidak
terkena white spot, pertahankan suhu air pada kisaran 28oC
dan gunakan air yang baik kualitasnya. Pengobatan untuk jenis penyakit ikan
lele ini antara lain dengan cara merendam ikan dalam larutan formalin 25 cc per
meter kubik air ditambah dengan malacit green 0,15 gram per meter kubik air
selama 24 jam. Pada ikan lele yang sudah besar, penyakit ini juga bisa
dihilangkan dengan memindahkan ikan ke kolam dengan suhu 28oC.
§ Penyakit gatal (Trichodiniasis)
disebabkan oleh protozoa jenis Trichodina sp. Gejala penyakit ikan
lele Trichodiniasis adalah ikan terlihat lemas, warna tubuh
kusam dan sering menggosok-gosokan badannya ke dinding dan dasar kolam.
Penyakit ikan lele ini menular karena kontak langsung dan juga lewat perantara
air. Kepadatan ikan yang terlalu tinggi dan kekurangan oksigen disinyalir
memicu perkembangannya. Penyakit ikan lele ini bisa dicegah dengan mengatur
kepadatan tebar dan menjaga kualitas air. Penyakit ini bisa dihilangkan dengan
merendam ikan dalam larutan formalin 40 ppm selama 12-24 jam.
§ Serangan bakteri Aeromonas hydrophila.
Penyakit ikan lele yang ditimbulkan bakter ini menyebabkan perut ikan
menggembung berisi cairan getah bening, terjadi pembengkakan pada pangkal sirip
dan luka-luka disekujur tubuh ikan. Faktor pemicu penyakit ikan lele ini adalah
penumpukan sisa pakan yang membusuk di dasar kolam. Untuk mencegahnya, upayakan
pemberian pakan yang lebih tepat dan pertahankan suhu air 28oC.
Pengobatan yang paling umum pada ikan benih adalah pemberian antibiotik Oksitetrasiklin (OTC).
Caranya dengan mencampurkan OTC dengan pakan, takarannya 50 mg per kg pakan.
Berikan selama 7-10 hari. Apabila penyakit ikan lele ini menyerang kolam
pembesaran, gantilah air kolam dua kali sehari. Pada saat penggantian air,
tambahkan garam dapur dengan takaran 100-200 gram per meter kubik.
§ Penyakit Cotton wall disease, penyebabnya
bakteri Flexibacter Columnaris. Bakteri ini menyerang organ dalam seperti
insang. Gejala yang ditimbulkannya adalah terjadi luka atau lecet-lecet pada
permukaan tubuh, ada lapisan putih atau bintik putih, gerakan renang lambat dan
ikan banyak mengambang. Faktor pemicunya adalah pembusukan sisa pakan didasar
kolam dan suhu air yang naik terlalu tinggi. Pencegahannya dengan mengontrol
pemberian pakan dan mempertahankan suhu air pada 28oC. Apabila ada
anggaran lebih, berikan vaksin pada benih ikan. Utuk mengobati penyakit ikan
lele adalah dengan memberikan OTC 50 mg per kg pakan yang diberikan 7-10 hari.
Cara lainnya, rendam ikan dalam larutan OTC dengan dosis 3-5 ppm selama 12-24
jam. Ikan lele yang diberi antibiotik baru bisa dikonsumsi setelah dua minggu.
§ Penyakit karena serangan Channel
catfish virus (CCV). Virus ini tergolong kedalam virus herpes. Ikan
yang terinfeksi tampak lemah, berenang berputar-putar, sering tegak vertikal di
permukaan, dan pendarahan dibagian sirip dan perut. Faktor pemicu penyakit ikan
lele ini adalah fluktuasi suhu air, penurunan kualitas air dan kepadatan tebar
yang tinggi. Untuk mencegah serangan virus ini adalah dengan cara memperbaiki
manajemen budidaya, menjaga kebersihan kolam dan pemberian pakan yang berkualitas.
Pengobatan ikan yang telah terinfeksi jenis virus ini belum diketahui. Namun
penyakit ikan lele ini bisa pulih dengan meningkatkan kebersihan kolam seperti
mengganti air kolam hingga ikan terlihat pulih.
Selain penyakit ikan lele di atas, terdapat juga sejumlah
penyakit yang bukan disebabkan oleh infeksi melainkan disebabkan oleh kondisi
lingkungan, seperti keracunan dan lain sebagainya. Berikut beberapa penyakit
non-infeksi yang penting diketahui dalam beternak lele:
§ Penyakit kuning (Jaundice), penyakit
ini akibat dari kesalahan nutrisi pakan. Penyebabnya antara lain kualitas pakan
yang buruk, seperti telah kadaluarsa atau pakan disimpan di tempat lembab
sehingga pakan rusak. Beberapa keterangan mengatakan jaundice bisa
disebabkan oleh pemberian jeroan atau ikan rucah secara kontinyu. Keterangan
lain mengatakan serangan jaundice bisa datang apabila dalam
air kolam banyak terdapat alga merah.
§ Pecah usus atau Reptured Intestine
Syndrom (RIS). Penyakit ikan lele ini terlihat dari gejalanya yang
khas yaitu pecahnya usus. Penyebabnya adalah pemberian pakan yang berlebihan.
Ikan lele merupakan ikan yang rakus, berapapun pakan yang kita berikan akan
disantapnya sehingga akan memecahkan usus bagian tengah atau belakang. Untuk
menghindarinya, lakukan pengaturan pemberian pakan yang efektif. Kebutuhan
pakan ikan lele per hari adalah 3-6% dari berat tubuhnya dan harus diberikan
secara bertahap, pagi, siang, sore atau malam hari.
§ Kekurangan vitamin, kasus kekurangan vitamin
yang paling sering pada ikan lele adalah kekurangan vitamin C. Kekurangan
vitamin ini akan mengakibatkan tubuh ikan bengkok dan tulang kepala
retak-retak. Apabila terlihat penyakit ikan seperti ini, berikan vitamin mix
yang banyak dijual di pasar. Dosisinya 1 gram per kg pakan lele diberikan selama
5-7 hari.
§
Penyakit keracunan,
penyakit ini ditimbulkan karena faktor lingkungan seperti air yang tercemar
pestisida, atau akibat kimia industri lainnya. Untuk menanggulanginnya,
usahakan penggantian air kolam minimal sebanyak 20% setiap dua kali sehari.
No comments:
Post a Comment