Disusun oleh Teguh Yuono (www.alamtani.com)
Buah kakao yang
terserang hama penggerek. (Foto: Teguh Yuono)
Hama penggerek buah kakao atau sering disebut PBK merupakan
salah satu hama yang paling sering dijumpai dalam budidaya kakao. Hama ini
menyerang buah dan menyebabkan turunnya kuantitas dan kualitas hasil.
Hampir semua wilayah penanaman kakao di Indonesia mengenal hama
penggerek buah kakao. Nama ilmiah hama ini adalah Conophomorpa
cramerella.
Serangan hama penggerek buah kakao seringkali berdampak besar
terhadap bisnis budidaya kakao. Bisa menggerogoti produktivitas hingga 80%.
Oleh karena itu, pengenalan siklus hidup, gejala serangan, dan teknik
pengendalian hama ini perlu dipahami agar serangannya tidak menimbulkan
kerugian yang lebih besar.
Siklus hidup hama penggerek buah kakao
Hama penggerek buah kakao adalah serangga yang bermetamorfosis
sempurna. Siklus hidupnya dimulai dari telur yang berubah menjadi larva. Dari
larva menjadi imago (serangga dewasa) yang akan berkembang biak untuk memulai
siklus hidup lagi. Lamanya waktu yang dibutuhkan dalam satu siklus kurang dari
35 hari.
Imago betina penggerek buah kakao berumur 5-7 hari. Dalam kurun
waktu tersebut bisa menghasilkan 100 – 200 butir telur. Hama ini meletakkan
telurnya di permukaan buah kakao yang berusia 3 – 4 bulan.
Dalam waktu kurang dari 7 hari, telur-telur tersebut akan
menetas dan keluarlah larva-larva yang lantas menggerek kulit dan masuk ke
dalam buah kakao. Larva ini tumbuh dewasa di dalam buah, melahap plasenta dan
daging buah yang membungkus biji kakao.
Setelah 14 hari tinggal di dalam buah kakao, larva dewasa akan
menggerek ke luar buah. Kemudian turun ke permukaan tanah untuk mencari daun
kering yang akan digunakannya sebagai media hidup selama menjalani fase
kepompong atau pupa. Setelah 7 hari menjalani fase kepompong, serangga ini
berubah menjadi imago. Imago tersebut akan terbang, kawin, dan hinggap ke
buah-buah kakao untuk meletakan telurnya.
Gejala serangan
Serangan hama penggerek buah kakao dapat dikenali dari perubahan
warna kulit buah menjadi belang hijau-kuning atau tampak seperti matang sebelum
waktunya. Buah ini bila dibuka, bagian dalamnya akan berwarna coklat kehitaman.
Pada kulit buah yang terserang juga terdapat garis hitam yang
merupakan bekas liang gerekan larva penggerek buah kakao. Biji dari buah yang
terserang biasanya berukuran kecil dan saling berdempetan satu sama lain. Biji
ini sulit dikeluarkan karena melekat kuat pada kulit buah. Biji dari buah yang
terserang penggerek buah kakao umumnya memiliki kadar lemak yang rendah
sehingga harga jualnya pun rendah.
Pengendalian hama penggerek buah kakao
Bila tidak dikendalikan dengan serius, hama penggerek buah kakao
dapat mengancam kelangsungan usaha budidaya. Oleh karena itu pemahaman tentang
berbagai teknik pengendalian hama ini sangat dibutuhkan oleh para petani agar
kerugian yang ditimbulkan akibat serangga ini dapat diminimalkan.
Secara umum, pengendalian serangan hama penggerek buah kakao
dapat dilakukan dengan cara kultur teknis, biologis, dan kimiawi.
Kultur teknis
Secara kultur teknis, pengendalian hama penggerek buah kakao
dapat dilakukan dengan menerapkan teknik budidaya yang sebisa mungkin mampu
menekan keberadaan hama ini di areal penanaman. Teknik budidaya yang dimaksud
meliputi pemilihan klon kakao, pemilihan jenis pohon penaung, pemangkasan,
kondomisasi, pemupukan, panen sering dan sanitasi.
§ Pemilihan klon merupakan tahapan awal
dalam teknik pengendalian hama secara terpadu. Dengan menanam klon-klon kakao
unggul yang memiliki ketahanan terhadap serangan hama penggerek buah
kakai seperti ICCRI 7 dan Sulawesi 3 diharapkan
tanaman kakao yang tumbuh nantinya tidak mudah terserang hama ini.
§ Pemilihan pohon penaung merupakan salah satu
hal yang perlu diperhatikan dalam usaha budidaya tanaman kakao. Kesalahan
memilih jenis pohon penaung dapat menyebabkan intensitas serangan hama
penggerek buah kakao menjadi sangat tinggi. Penggunaan pohon penaung yang bisa
menjadi tanaman inang bagi hama penggerek buah kakao seperti rambutan, mata
kucing,pulasan, kasai, cola, namnam, dan langsat sebaiknya dihindari karena
dapat menyebabkan populasi hama penggerek di areal penanaman kakao menjadi
sangat tinggi.
§ Kondomisasi adalah perlakuan memberikan
selubung pada buah kakao agar imago hama penggerek buah tidak dapat meletakan
telurnya di permukaan buah. Selubung berupa plastik bening diikatkan pada buah
sejak buah masih kecil (berukuran panjang 8 – 12 cm). Plastik yang digunakan
untuk kondomisasi minimal berukuran 30 x 15 cm. Agar kelembaban dalam selubung
tidak terlalu tinggi, bagian ujung selubung yang menghadap ke bawah harus
dilubangi.
§ Pemangkasan secara berkala penting dilakukan
untuk menjaga kondisi kelembaban kebun. Kebun yang terlalu lembab memungkinkan
hama penggerek buah untuk melakukan reproduksi secara lebih masif. Pemangkasan
dilakukan dengan membuang cabang-cabang atau ranting kakao yang saling
bertumpang tindih dan mengurangi lingkar tajuk tanaman penaung yang terlalu
lebat agar cahaya matahari bisa masuk ke dalam kebun.
§ Pemupukan berimbang yang dilakukan sejatinya
membantu tanaman untuk tumbuh dan meningkatkan sistem kekebalan tubuhnya.
Dengan pemupukan yang tepat dosis, waktu, jenis, dan cara, tanaman akan lebih
kuat dalam menghadapi serangan hama ini.
§ Panen sering dan sanitasi dilakukan dengan
tujuan agar siklus hidup hama penggerek buah kakao terputus. Telur dan larva
serangga yang terdapat pada buah akan ikut musnah bila kita melakukan panen
sesering mungkin, begitupun dengan sanitasi kebun yang dapat memutus siklus
hidup pada fase kepompong.
Pengendalian biologis
Pengendalian hama penggerek buah kakao secara biologi dapat
dilakukan dengan melepaskan musuh alaminya baik dari golongan predator maupun
parasitoid. Predator dari hama ini antara lain semut hitam (Dolichoderus
thoracicus), semut angrang (Oesophylla smaragdina), dan laba-laba (Arachnida).
Sedangkan parasitoidnya antara lain Gorypus spp., Paraphylax
spp., Ceraphron spp.,Phaenocarpa spp., Beauveria
bassiana, dan jamur Trichogrammatoideabactreafumata.
Pengendalian kimiawi
Pengendalian kimiawi dilakukan bila serangan hama penggerek buah
kakao di kebun sudah dalam intensitas yang tinggi. Pengendalian kimiawi
sebaiknya dilakukan setelah teknik pengendalian kultur teknis dan pengendalian
biologi usai dilakukan. Pengendalian kimiawi hama penggerek buah kakao dapat
dilakukan dengan aplikasi insektisida kontak maupun sistemik dari bahan aktif
seperti Propoxar 0,1% dan Deltametrin 0,0015%
.
—
Referensi
Referensi
1.
Elna Karmawati, dkk.
2010. Budidaya dan Pasca Panen Kakao. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Perkebunan.
2.
Firdausil AB,
Nasriati, A. Yani. 2008. Teknologi Budidaya Kakao. Balai Besar Pengkajian dan
Pengembangan TeknologiPertanian.
3.
Hatta Sunanto. 1994.
Cokelat, Pengolahan Hasil dan Aspek Ekonominya. Kanisius.
4.
Rijadi Subiantoro.
2009. Hama Penting pada Tanaman Kakao. Politeknik Negeri Lampung.
No comments:
Post a Comment