Disusun oleh Cecep Risnandar
Secangkir kopi dihasilkan melalui proses yang
sangat panjang. Mulai dari teknik budidaya, pengolahan pasca panen hingga ke
penyajian akhir. Hanya dari biji kopi berkualitas secangkir kopi bercita rasa
tinggi bisa tersaji di meja kita.
Buah kopi yang telah dipanen harus segera
diolah untuk mencegah terjadinya reaksi kimia yang bisa menurunkan mutu kopi.
Hasil panen disortasi dan dipilah berdasarkan kriteria tertentu, silahkan baca cara memanen buah kopi. Buah kualitas
prima bila diolah dengan benar akan menghasilkan kopi bermutu tinggi.
Secara umum dikenal dua cara mengolah buah
kopi menjadi biji kopi, yakni proses basah dan proses kering. Selain itu ada
juga proses semi basah atau semi kering, yang merupakan modifikasi dari kedua
proses tersebut. Setiap cara pengolahan mempunyai keunggulan dan kelemahan,
baik ditinjau dari mutu biji yang dihasilkan maupun komponen biaya produksi.
Pengolahan dengan
proses basah
Biaya produksi proses basah lebih mahal
dibanding proses kering. Proses basah sering dipakai untuk mengolah kopi
arabika. Alasannya, karena kopi jenis ini dihargai cukup tinggi. Sehingga biaya
pengolahan yang dikeluarkan masih sebanding dengan harga yang akan diterima.
Berikut tahapan untuk mengolah kopi dengan proses basah.
a. Sortasi buah kopi
Setelah buah kopi dipanen, segera lakukan
sortasi. Pisahkan buah dari kotoran, buah berpenyakit dan buah cacat. Pisahkan
pula buah yang berwarna merah dengan buah yang kuning atau hijau. Pemisahan
buah yang mulus dan berwarna merah (buah superior) dengan buah inferior berguna
untuk membedakan kualitas biji kopi yang dihasilkan.
b. Pengupasan kulit
buah
Kupas kulit buah kopi, disarankan dengan
bantuan mesin pengupas. Terdapat dua jenis mesin pengupas, yang diputar manual
dan bertenaga mesin. Selama pengupasan, alirkan air secara terus menerus
kedalam mesin pengupas.
Fungsi pengaliran air untuk melunakkan
jaringan kulit buah agar mudah terlepas dari bijinya. Hasil dari proses
pengupasan kulit buah adalah biji yang masih memiliki kulit tanduk, atau
disebut juga biji kopi HS.
c. Fermentasi biji
kopi HS
Lakukan fermentasi terhadap biji yang telah
dikupas. Terdapat dua cara, pertama dengan merendam biji dalam air bersih.
Kedua, menumpuk biji basah dalam bak semen atau bak kayu, kemudian atasnya
ditutup dengan karung goni yang harus selalu dibasahi.
Lama proses fermentasi pada lingkungan tropis
berkisar antara 12-36 jam. Proses fermentasi juga bisa diamati dari lapisan
lendir yang menyelimuti biji. Apabila lapisan sudah hilang, proses fermentasi
bisa dikatakan selesai.
Setelah difermentasi cuci kembali biji dengan
air. Bersihkan sisa-sisa lendir dan kulit buah yang masih menempel pada biji.
d. Pengeringan biji
kopi HS
Langkah selanjutnya biji kopi HS hasil
fermentasi dikeringkan. Proses pengeringan bisa dengan dijemur atau dengan
mesin pengering. Untuk penjemuran, tebarkan biji kopi HS di atas lantai jemur
secara merata. Ketebalan tumpukan biji sebaiknya tidak lebih dari 4 cm. Balik
biji secara teratur terutama ketika masih dalam keadaan basah.
Lama penjemuran sekitar 2-3 minggu dan akan
menghasilkan biji kopi dengan kadar air berkisar 16-17%. Sedangkan kadar air
yang diinginkan dalam proses ini adalah 12%. Kadar air tersebut merupakan kadar
air kesetimbangan agar biji kopi yang dihasilkan stabil tidak mudah berubah rasa
dan tahan serangan jamur.
Untuk mendapatkan kadar air sesuai dengan yang
diinginkan lakukan penjemuran lanjutan. Namun langkah ini biasanya agak lama
mengingat sebelumnya biji kopi sudah direndam dan difermentasi dalam air.
Biasanya, pengeringan lanjutan dilakukan
dengan bantuan mesin pengering hingga kadar air mencapai 12%. Langkah ini akan
lebih menghemat waktu dan tenaga.
e. Pengupasan kulit
tanduk
Setelah biji kopi HS mencapai kadar air 12%,
kupas kulit tanduk yang menyelimuti biji. Pengupasan bisa ditumbuk atau dengan
bantuan mesin pengupas (huller). Dianjurkan dengan mesin untuk
mengurangi resiko kerusakan biji kopi. Hasil pengupasan pada tahap ini disebut
biji kopi beras (green bean).
f. Sortasi akhir biji
kopi
Setelah dihasilkan biji kopi beras, lakukan
sortasi akhir. Tujuannya untuk memisahkan kotoran dan biji pecah. Selanjutnya,
biji kopi dikemas dan disimpan sebelum didistribusikan.
Pengolahan dengan
proses kering
Proses kering lebih sering digunakan untuk
mengolah biji kopi robusta. Pertimbangannya, karena robusta tidak semahal
arabika. Peralatan yang diperlukan untuk pengolahan proses kering lebih
sederhana dan beban kerja lebih sedikit, sehingga bisa menghemat biaya
produksi. Berikut tahapan untuk mengolah biji kopi dengan proses kering.
a. Sortasi buah kopi
Tidak berbeda dengan proses basah, segera
lakukan sortasi begitu selesai panen. Pisahkan buah superior dengan buah
inferior sebagai penanda kualitas.
b. Pengeringan buah
kopi
Jemur buah kopi yang telah disortasi di atas
lantai penjemuran secara merata. Ketebalan kopi yang dijemur hendaknya tidak
lebih dari 4 cm. Lakukan pembalikan minimal 2 kali dalam satu hari. Proses
penjemuran biasanya memerlukan waktu sekitar 2 minggu dan akan menghasilkan
buah kopi kering dengan kadar air 15%. Bila kadar air masih tinggi lakukan
penjemuran ulang hingga mencapai kadar air yang diinginkan.
c. Pengupasan kulit
buah dan kulit tanduk
Buah kopi yang telah dikeringkan siap untuk
dikupas kulit buah dan kulit tanduknya. Usahakan kadar air buah kopi berada
pada kisaran 15%. Karena, apabila lebih akan sulit dikupas, sedangkan bila
kurang beresiko pecah biji.
Pengupasan bisa dilakukan dengan cara ditumbuk
atau menggunakan mesin huller. Kelemahan cara ditumbuk adalah prosentase biji
pecah tinggi, dengan mesin resiko tersebut lebih rendah.
d. Sortasi dan
pengeringan biji kopi
Setelah buah kopi dikupas, lakukan sortasi
untuk memisahkan produk yang diinginkan dengan sisa kulit buah, kulit tanduk,
biji pecah dan kotoran lainnya. Biji kopi akan stabil bila kadar airnya 12%.
Bila belum mencapai 12% lakukan pengeringan
lanjutan. Bisa dengan penjemuran atau dengan bantuan mesin pengering. Apabila
kadar air lebih dari angka tersebut, biji akan mudah terserang jamur. Apabila
kurang, biji kopi mudah menyerap air dari udara yang bisa mengubah aroma
dan rasa kopi. Setelah mencapai kadar air kesetimbangan, biji kopi
tersebut sudah bisa dikemas dan disimpan.
Pengemasan dan Penyimpanan
Kemas biji kopi dengan karung yang bersih dan
jauhkan dari bau-bauan. Untuk penyimpanan yang lama, tumpuk karung-karung
tersebut diatas sebuah palet kayu setebal 10 cm. Berikan jarak antara tumpukan
karung dengan dinding gudang.
Kelembaban gudang sebaiknya dikontrol pada
kisaran kelembaban (RH) 70%. Penggudangan bertujuan untuk menyimpan biji
sebelum didistribusikan kepada pembeli.
Biji kopi yang
disimpan harus terhindar dari serangan hama dan penyakit. Jamur merupakan salah
satu pemicu utama menurunnya kualitas kopi terlebih untuk daerah tropis.
No comments:
Post a Comment